RubriKNews.com, BENGKULU UTARA – Dua minggu deadine yang diberikan pihak Rektorat Universitas Ratu Samban (Unras) Imron Rosyadi, untuk melunasi Spp dua semester, membuat mahasiswa semakin gencar membuka kedok dari polemik yang mengorbankan nasib pendidikan mereka ini. Dimana, Selasa (6/3) mahasiswa kembali mengajak pihak terkait pengucuran dan penerima beasiswa dapat duduk bersama kembali, dengan difasilitasi oleh mahasiswa sendiri. Namun ada yang berbeda pada mediasi kali ini, mahasiswa terkesan menantang dengan mengajak sekaligus pihak Yayasan Ratu Samban (YRS) dengan Rektorat Imron Rosyadi duduk bersama dengan pihak Yayasan Ratu Smaban Arga Makmur (YRSAM) dengan Rektoratnya Sugeng Suharto serta pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara (BU).
Kali ini, mahasiswa benar-benar ingin tahu kronologis dari awal terkait pengucuran beasiswa yang dikucurkan oleh Pemkab BU dan bisa diterima oleh pihak YRSAM dan Sugeng Suharto. Sementara, pendidikan di Unras justru yang diakui oleh Kementrian Dikti pihak YRS dengan Rektoratnya Imron Rosyadi. Hal ini dilakukan, lantaran para mahasiswa belum juga mendapat jalan keluar terkait nasib kelanjutan dari pendidikan mereka yang mana nasib mereka sudah berada di ujung tanduk. Jika tidak segera ada solusi untuk pelunasan Spp, maka sesuai dengan pernyataan Rektor Unras yang katanya sesuai dengan prosedur dan aturan, mereka akan dikeluarkan alias Drop Out (DO).
Ditengah kebimbangan ini perwakilan mahasiswa yang kembali mendatangi Pemkab BU disambut oleh Kabag Umum dan Perlengkapan, Kardo Manurung, M.Pd dan Kabag Hukum, Andi Daniel, SH. MH. Yoki Ramadhan, ketika dikonfirmasi mengatakan, keputusan dirinya dan rekan-rekan untuk kembali mendatangi Pemkab ini, lantaran pertemuan sebelumnya yang belum adanya solusi. Maka itu, ia berharap agar smeuanya jelas, kedua yayasan dapat duduk bersama, dimana dalam hal ini Pemkab mengaku siap untuk bertemu dengan kedua yayasan, yakni YRS dan YRSA.
” Jika tidak ada halangan, kita telah menyepakati pertemuan akan dilaksanakan pada hari Senin mendatang yang akan dipusatkan di Aula Unras,” ungkap Yoki.
Sejauh ini, ia dan rekan-rekan hanya meyakini bahwa Unras hanya dinaungi oleh satu yayasan yakni YRS. Dimana, selama ini, ia dan rekan-rekan menimba ilmu dibawah naungan mereka. Hal ini diketahuinya, sesuai dengan keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan (Kemendikti), sebagaimana disebutkan dalam poin 3 bahwa koordinator kopertis wilayah dua Pelembang memberikan layanan pendidikan tinggi, hanya kepada Universitas Ratu Samban yang diselenggarakan oleh Yayasan YRS. Dengan akta Notaris No- 20 Tahun 2013 yang diterbitkan oleh notaris Arnaidi, SH dan disahkan dalam keputusan Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia No- AHU.358. AH. 01.04.2014.
” Kami hanya tahu, dimana tempat kami bernaung selama ini hanyalah Unras yang dinaungi atau diselenggarakan oleh YRS. Sementara, untuk YRSAM kami baru mengetahuinya. Karena terkait adanya polemik yang mengakui sebagai penyelenggara Unras yang saha, itu bukan urusan kami melainkan urusan yayasan. Namun demikian, kami harap dengan polemik ini tidak mengorbankan kami yang tengah menimba ilmu di Unras,” tandasnya.
Disisi lain, Kardo Manurung selaku Kabag Umum Setdakab BU yang menyambut kedatangan para mahasiswa, mengapresiasi penuh keinginan mahasiswa Unras kali ini. Dimana dikatakan Kardo, mereka (Mahasiswa,red) mencari kebenaran serta kejelasan akan nasib mereka dengan mempertemukan kedua yayasan yang berpolemik itu sebuah gagasan yang memnarik. Dengan harapan, setelah pertemuan ini, dapat ditemukan solusi untuk kepentingan dunia pendidikan di Unras.
” Kita ini sifatnya hanya menyalurkan dan memfasilitasi, jika pun adanya keinginan mahasiswa yang baik seperti ini kami sangat mendukung penuh. Kami pastikan pertemuan yang akan diagendakan oleh mahasiswa ini, akan kami penuhi dan tepati untuk kehadirannya, baik Bupati jika tidak ada halangan, maupun Sekda BU dipastikan akan hadir,” singkatnya.
Laporan : Effendi