Diduga Berbau Korupsi, Proyek irigasi Sengkuang Dinas PUPR Ditinggalkan Mangkrak

RubriKNews.com, BENGKULU UTARA – Apa kabar indikasi korupsi atas beberapa kegiatan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bengkulu Utara tahun 2017, yang hingga saat ini terkesan bebas melenggang. Padahal, pengusutan indikasi korupsi tersebut, sudah berada di ranah Mapolda Bengkulu dan Kajati Bengkulu, namun menariknya hingga saat ini Kepala Dinas PUPR BU Heru Susanto, masih melenggang bebas tanpa tersentuh hukum.

Diketahui beberapa kegiatan PUPR BU tahun 2017, yang berbau korupsi diantaranya. Proyek Irigasi sengkuang, peningkatan jalan Hotmik Air Sabai – Air Pandan, proyek tapal batas Bengkulu Utara–Lebong dan peningkatan jalan wilayah Kota Bani-Sukabaru. Yang hingga saat ini, belum juga tersentuh hukum.

Proyek operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bengkulu Utara yang berada di wilayah Air Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung Palik beraroma korupsi, lantaran kondisi fisik saat ini sudah banyak yang hancur.

Pasalnya, proyek yang mangkrak dikerjakan oleh CV.Fermada Tri Karya dengan dana Rp.4.975.223.000 dari Dana Alokasi Khusus (DAK) penugasan tahun anggaran 2017 lalu, saat ini kondisi fisiknya sudah banyak mengalami kerusakan, jebol dan ambruk. Padahal, pihak PUPR telah memberikan perpanjangan waktu hingga lewat tahun anggaran.

Masyarakat setempat yang menjadi korban, sudah mengeluhkan kondisi ini, namun tidak juga mendapatkan respon positif. Terlebih lagi, PUPR BU selaku stake holder atas kegiatan ini, justru terkesan lepas tangan. Dikatakan salah satu warga, yang namanya enggan disebutkan mengungkapkan. Proyek ini sejak dibangun, terkesan dibangun asal jadi pada pekerjaan proyek tersebut. Besar kemungkinan, bahwa proyek itu dikerjakan oleh kontraktor yang diduga masih ada kedekatannya, dengan pejabat penting di Bengkulu Utara.

“Kami kecewa, karena kenyataannya proyek tersebut dikerjakan tidak sesuai dengan harapan masyarakat,” ujarnya.

Lebih jauh masyarakat setempat membeberkan, dari awal pekerjaannya sudah terlihat asal-asalan, hal tersebut juga akibat dari kurangnya pengawasan dari pihak dinas yang terkait. Sebagai bukti barunya, kondisi proyek yang tidak selesai dikerjakan ini, saat ini sudah banyak yang jebol dan ambruk.

“Coba lihat kondisi fisik proyek itu kini, sudah banyak yang jebol dan ambruk,” Kata warga setempat.

Lanjutnya, Selain Pihak kontraktor mengambil material galian C di lokasi setempat, janji salah seorang kontraktor dengan warga yang akan membayar ganti rugi tanah warga, yang banyak longsor akibat alat berat pada saat mengerjakan proyek tersebut, hingga kini juga belum ada kejelasan yang pasti.

“Hingga akhir bulan ini nanti, jika pihak kontraktor tidak menepati janjinya, maka tidak menutup kemungkinan kami akan melakukan demo ke Pemda,”cetusnya.

Sayangnya, menanggapi hal ini pihak terkait tidak merespon ketika di konfirmasi awak media. Sementara itu, menyangkut kegiatan ini sudah dilaporkan ke Kejati Bengkulu dan hingga saat ini belum juga ada tindak lanjutnya.

Laporan : Redaksi

Related posts

Leave a Comment