RubriKNews.com, BENGKULU UTARA – Pihak Kepolisian, setelah merampungkan berkas perkara yang juga telah menciduk pelaku pembunuhan sadis beberapa waktu lalu, dengan korbannya Bidan Aisyah Susilawati (50). Kamis (2/11), guna kelengkapan berkas perkara dilakukan rekonstruksi pembunuhan tersebut, yang bertempat di kediaman korban desa Karang Indah, Kecamatan Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara (BU) Provinsi Bengkulu, yang terungkap korban tewas mengenaskan hanya dengan 5 kali pukulan benda tumpul yakni dengan tongkat, dengan pemeran langsung oleh tersangka Fauzi (27), yang dihadiri langsung oleh putri korban Rangki Astiani, S.Farm, Apt.
Pantauan dilapangan, rekonstruksi memakan waktu nyaris 2,5 jam, yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB, yang memiliki 34 adegan, tersangka melancarkan aksi yang diketahui motif dendam tersebut, dengan pengawalan ketat pihak Kepolisian Mapolres BU dan juga dari pihak Mapolda Bengkulu, selaku yang menangani langsung kasus besar ini.
Terungkap sudah, korban tewas mengenaskan rupanya tidak menggunakan senjata tajam, melainkan hanya dengan pukulan sebuah tongkat yang digunakan oleh tersangka hingga tongkat itu patah, dan dari kepala korban banyak mengucurkan darah. Tersangka pertama kali melancarkan aksinya, mulai dari adegan pertama, yakni bermula dari kediaman orang tuanya yang kebetulan hanya dibatasi pagar dari rumah korban. Tersangka dari awal sudah berniat melukai korban, dengan membawa sebilah parang dari rumahnya, dengan memasuki rumah korban dengan cara memanjat pagar, dan masuk lewat dinding rumah belakang korban, yang sebelumnya sempat dilakukan pengrusakan dengan cara mencongkel lantaran hanya berdindingkan papan.
Setelah berhasil masuk kedalam rumah korban, tersangka sambil menunggu kedatangan korban, meletakan parang yang dibawanya di bagian belakang rumah korban dan ia menuju ke ruang tengah rumah korban. Melihat ada tongkat yang tersangkut diteralis, timbul niat tersangka melumpuhkan korban dengan media tongkat tersebut.
Dalam rekonstruksi ini, tersangka mengaku sempat bosan menunggu selama dua jam kepulangan korban. Namun setelah dua jam berlalu, korban yang akhirnya tiba dirumah langusng direspon oleh tersangka dengan bersiap untuk melumpuhkan korban yang bersembunyi di balik dinding pintu garasi rumah korban. Setelah korban masuk, tersangka langsung melancarkan aksinya yang saat itu korban tidak menyadari keberadaan korban, kebetulan tengah menghadap ke cermin. Pada saat yang sama, tersangka mengaku langsung memukul bagian belakang kepala korban sebanyak tiga kali, dimana dalam adegan itu korban sempat membalikkan badannya untuk melihat tersangka. Tersangka pun menambahkan pukulan kembali sebanyak dua kali hingga tongkat yang digunakan tersebut patah. Saat itu juga korban langsung terjatuh dan tidak lagi bergerak, dengan darah yang sudah mengucur deras dari bagian kepala dan dari lubang telinganya.
Awalnya, dalam adegan ke tiga belas, tersangka mengira korban masih hidup dan berniat kembali melukai korban dengan media pisau yang berada diatas meja makan. Namun, niat tersebut diurungkannya setelah memeriksa kondisi korban dengan cara memegang bagian kaki korban yang sudah dingin dan kaku.
Setelah berhasil memastikan korban sudah tidak bernyawa lagi, tersangka ini memindahkan tubuh korban dibawah tangga, agar tidak terlihat dari jendela, yang selanjutnya langsung pergi dari rumah korban dengan membawa dua unit ponsel milik korban, yang sempat terjatuh ke lantai saat aksi pembunuhan terjadi.
Tersangka usai melancarkan aksinya, pulang kerumah lantaran adanya perasaan takut berniat untuk kabur dari rumah. Yang dalam hal ini, kembali lagi kerumah korban, membawa kabur sepeda motor Vario milik korban dan pergi menuju Kota Bengkulu.
Rekonstruksi ini berjalan lancar, dengan disaksikan langsung oleh masyarakat yang penasaran untuk melihat langsung adegan pembunuhan kejam yang pertama kali terjadi di Kota Arga Makmur ini. Menariknya, tersangka ketika akan dibawa kembali oleh pihak Kepolisian, saat memasuki mobil tersangka mendapatkan respon dari keluarga dekat korban yang tidak terima dengan ulah tersangka ini, dan langsung membuat heboh memukul tersangka, dimana dalam aksi anarkis ini, salah satu perwira Mapolres BU yakni Kanit Tipidter Ipda Purba, kecipratan mendapatkan bogem mentah salah sasaran tersebut.
Wakapolres BU Kompol Eko Sisbiantoro, S.Ik
Kapolres BU AKBP Ariefaldi Warga Negara, S.Ik melalui Wakapolres BU Kompol Eko Sisbiantoro, S.Ik yang didampingi Kasat Reskrim AKP Jufri, S.Ik ketika dikonfirmasi terkait rekonstruksi ini, mengatakan untuk melengkapi berkas pihak Mapolda Bengkulu. Pihaknya dalam hal ini, hanya melakukan pengawalan, lantaran kasus ini dari awal sudah ditangani pihak Mapolda Bengkulu.
” Kita dalam hal ini hanya membantu pengamanan dan pengawalan jalannya rekonstruksi ini, karena gelaran ini langsung diadakan oleh pihak Mapolda Bengkulu. Beruntung dalam gelaran rekon ini berjalan lancar, meski sempat adanya insiden diakhir saat tersangka masuk ke mobil untuk dibawa kembali oleh penyidik,” ungkap Kasat.
Putri-Korban-Rangki-Astiani
Sementara itu, putri korban Rangki Astiani ditemui awak media, yang khusus datang langsung dari Jakarta untuk menghadiri reka ulang pembunuhan ibunya ini, menuturkan sangat berterimakasih dengan kinerja pihak kepolisian, yang berhasil mengungkap kasus pembunuhan ini dengan waktu yang sangat singkat. Ia berharap, tersangka ini dijerat dengan hukuman seberat-beratnya dan bila perlu hukuman mati juga.
” Secara agama, tersangka ini harus mendapatkan hukuman qisas, yakni hukuman mati. Untuk itu, saya berharap tersangka ini mendapatkan hukuman mati, karena telah menghilangkan nyawa orang paling penting dalam hidup saya, setelah kepergian bapak yang juga telah meninggalkan kami,” imbuhnya.