RubriKNews.com, BENGKULU UTARA – Terkait wacana pihak Dispendik Bengkulu Utara, berdasarkan hasil rapat yang akan menggelar Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) tatap muka pada tanggal 18 Januari 2020, kembali mengalami penundaan. Dimana pihak Pemkab Bengkulu Utara menegaskan, masih mencegah keramaian yang dikhawatirkan akan bertambahnya jumlah terkonfirmasi covid 19. Hal ini dibenarkan, oleh Sekretaris Dispendik BU Bambang Pramana Budi.
“Iya, KBM tatap muka memang kemabli ditunda, karena setelah kita berkoordinasi dengan pak Bupati BU, belum bisa dicanangkan. Mengingat, pak bupati masih takut dengan kesehatan masyarakat. Pasalnya, tingginya angka penambahan covid 19 saat ini, menjadi landasan pak bupati belum mengeluarkan kebijakan untuk KBM tatap muka,” ujar Bambang
Sejauh ini aku Bambang, pihaknya sudah mengidentifikasi semua sekolah yang sudah siap untuk melaksanakan KBM Tatap Muka. Namun demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, meskipun nyaris seluruh sekolah sudah mempersiapkan semua protokol kesehatan, untuk menyambut KBM Tatap Muka ini. Karena, tetap semua keputusan untuk sekolah tingkat SD dan SMP itu, menunggu keputusan Kepala Daerah.
“Yang jelas, begitu kita mendapatkan intruksi atau Kepbup, untuk KBM Tatap Muka akan segera kita laksanakan. Sejauh ini, kami sudah menyampaikan kepada pak Bupati mengenai semua persiapan telah rampung, mulai dari pernyataan diatas materai dari orang tua, persiapan fasilitas kesehatan hingga menjaga jarak sudah dilaksanakan. Namun pak bupati masih belum bisa mengeluarkan kebijakan, iya kami hanya bisa mneunggu sampai ada kepbup,” demikian Bambang.
Masyarakat Minta KBM Tatap Muka Dimulai
Menanggapi hal ini, beberapa orang tua di Kota Arga Makmur, yang ditemui awak media untuk dimintai pendapat atas penundaan KBM Tatap Muka ini, nyaris 8 orang dari 10 orang yang ditemui awak media, sangat menyayangkan sikap ketakutan kepala daerah. Pasalnya, kebanyakan orang tua wali murid, bersikeras meminta agar KBM tatap muka kembali di berlakukan. Karena, kebanyakan orang tua merasa mereka tidak memiliki basic guru, sehingga sistem pembelajaran daring tidak bisa terlaksana secara maksimal. Ditambah lagi, kebanyakan orang tua merasa putra putri, yang hingga saat ini kebanyakan KBM daring, karakternya berubah dan menjadi anak-anak yang malas belajar.
“Kenapa lagi pak bupati, pakai ditunda KBM tatap muka ini. Kalau hanya karena ketakutan dengan covid 19, mengapa pasar, pusat perbelanjaan dan banyak lagi, justru dibiarkan berkerumun. Kalau mau tegas mencegah, ia pakai logika dong. Tapi jangan korbankan pendidikan anak-anak kami, yang saat ini sudah hampir setahun tidak mengenyam pendidikan. Kalau bapak kira belajar daring ini, dapat menggantikan pembelajaran tatap muka, pak bupati salah besar. Justru dengan pelajaran daring ini, kami merasa karakter anak-anak kami mulai berubah menjadi pemalas, dan bukannya belajar justru banyak bermain. Tolong lah pak, dipertimbangkan lagi, agar KBM tatap muka diselenggarakan lagi,” ujar Eka, Memei dan Eni selaku orang tua yang menyuarakan kebijakan KBM tatap muka.
Laporan : Redaksi