RubriKNews.com, BENGKULU UTARA – Desa Tanjung Aur Kecamatan Air Padang Kabupaten Bengkulu Utara, Selasa (21/4) heboh. Bagaimana tidak, oknum Kades Tanjung Aur Berinisial Sh, digerebek beberapa warganya yang diduga tengah berselingkuh dan memadu kasih dengan salah satu warganya, yang merupakan seorang istri dari sebut saja Su warga setempat.
Aksi penggerebekan sendiri, terjadi di salah satu hotel wilayah Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, yang langsung dilakukan oleh suami dari terduga selingkuhan Kades Su bersama dengan 4 orang lainnya, yang merupakan warga desa Tanjung Aur Kecamatan Air Padang BU.
Informasi terhimpun awak media, kejadian ini terjadi berkisar sekitar pukul 11.00 WIB. Dimana, suami dari selingkuhan kades bersama dengan 4 orang warga lainnya, bernama Ma, Sah, Pen dan biasa disebut Rus melakukan penggerebekan. Menariknya, aksi penggerebekan sendiri ketika oknum kades dan selingkuhannya, yang merupakan istri Su tersebut, tengah memadu kasih. Aksi penggerebekan sempat membuat heboh penghuni hotel, yang akhirnya terjadi pertemuan di wilayah diluar hotel.
Namun demikian, informasi aksi bejat moral seorang kades tersebut, juga sudah diketahui oleh masyarakat desa Tanjung Aur. Alhasil, masyarakat desa pun mendadak heboh dan menuntut agar kades melepaskan jabatannya. Mengingat, kejadian ini jelas telah merusak marwah desa Tanjung Aur yang sejatinya, seorang kades itu dapat memberikan contoh tauladan bagi masyarakat, namun justru sebaliknya. Sehingga, masyarakat pun mendesak pihak BPD untuk bersikap dan menurunkan jabatan kades, karena dinilai sudah tidak layak menjadi pemimpin di desa tersebut.
Ketua BPD Kanto, dikonfirmasi awak media, tidak menampik kejadian itu. Ia pun mengakui sudah mendapatkan desakan dari masyarakat, agar dapat menurunkan jabatan kades dari jabatannya. Hal ini, jelas membuat Kanto terpaksa mengambil langkah cepat dengan mengumpulkan para tokoh di desa, mulai dari tokoh agama hingga tokoh adat serta 4 anggota BPD lainnya.
“Kami sudah sepakat, sesuai tuntutan masyarakat, agar menyikapi soal kades. Namun, hingga saat ini masih dalam proses, dikarenakan oknum kades belum kembali ke desa alias kabur. Kalau kami, selaku BPD akan melakukan musyawarah internal,” ujarnya
Disisi lain, Imam desa yang juga dikonfirmasi pihaknya juga tidak bisa menyangkal permintaan masyarakat desa Tanjung Aur. Karena, kejadian ini jelas sudah melanggar norma-norma agama, dan juga telah melanggar norma hukum, yang semestinya dijauhi untuk seorang pemimpin di desa.
“Iya, kalau kami sifatnya mengikuti apa yang menjadi semestinya. Jika memang, apa yang sudah seharusnya dilakukan kades untuk mundur secara-baik-baik, itu mungkin jalan terbaik, ketimbang harus dipermalukan lagi oleh masyarakat,” imbuh Imam.
Disisi lain, Camat Air Padang Heri Zulvana ketika dikonfirmasi, pihaknya juga telah menerima informasi dan laporan serta hasil rapat pihak BPD dan para tokoh di desa, menyangkut kejadian memalukan yang dilakukan oleh oknum Kades Tanjung Aur. Yang telah, melakukan perbuatan melanggar norma agama dan hukum, lantaran berselingkuh dengan salah satu istri dari warganya.
Saat ini, kami akan menindaklanjutinya, dengan mengumpulkan para tokoh di desa tersebut di Kecamatan untuk dilakukan musyawarah kekeluargaan. Namun, jika hal ini tidak menemui kata sepakat nanti, akan diteruskan ke Bupati. Selanjutnya, merupakan kewenangan bupati untuk mengambil kebijakan tegas atas apa yang sudah dilakukan oleh oknum kades ini.
“Kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena masyarakat desa Tanjung Aur sudah bulat tidak menginginkan dipimpin oleh Sh, atas ulah bejat yang telah dilakukannya. Saat ini, kami masih menunggu mendinginkan suasana, jika suasana sudah kondusif, kami akan mengadakan pertemuan untuk mengambil sikap atas jabatan kades ini,” singkat Camat.
Membenarkan hal ini, Oknum Kades Tanjung Aur Sh kepada awak media, mengakui semua kejadian atas kesalahan yang ia perbuat. Saat ini, dirinya mengaku menyesal, karena apa yang sudah dilakukannya jelas telah melanggar norma hukum dan agama, yang semestinya dijunjung tinggi oleh pemangku pimpinan seperti dirinya. Ia pun, saat ini hanya bisa pasrah dan akan menerima konsekwensi yang akan dijatuhi terhadapnya. Karena menurutnya, dirinya saat ini sudah hancur dan tidak lagi bisa menahan rasa malu.
“Saya sudah malu sekali pak, dan saya sudah benar-benar hancur. Mulai dari pekerjaan saya, dan amanah yang diemban hingga keluarga saya sudah hancur. Ini setelah saya diusir oleh anak saya sendiri, hanya untuk menumpang menenangkan diri atas masalah ini. Malah, anak saya saat ini, mengharapkan agar saya mati cepat,” curhat Kades.
Disinggung, bagaimana bisa kejadian ini terjadi. Kemudian, seperti apa kejadian ini bisa terjadi, ia pun tidka bisa lagi menjelaskan, karena dengan kondisinya yang shock berat, ditambah lagi tekanan atas jabatan yang diamanahkannya, termasuk juga ini akan diketahui seluruh masyarakat.
“Saya tidak bisa lagi berkata-kata dek, saya menyesal sekali dan saya tidak bisa lagi menjelaskan apa apa,” demikian Kades.
Laporan : Redaksi