RubriKNews.com, BENGKULU UTARA – Sebanyak 90 orang mahasiswa Universitas Ratu Samban (Unras) Arga Makmur penerima beasiswa dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkulu Utara (BU), sudah tidak lagi mendapatkan pelayanan pendidikan. Ketegasan Unras terhadap mahasiswa ini bukan isapan jempol semata, dan ini telah dibuktikan. Hal ini diakui oleh beberapa mahasiswa yang ditemui awak media.
Baca :
https://rubriknews.com/kisruh-mahasiswa-terancam-seret-nama-bupati/
” Iya, kami sudah tidak lagi mendapatkan pelayan pendidikan. Hal ini kami sadari dan tidak mau mendesak Unras, karena tunggakan semester dan biaya lainnya,” ungkap Santi.
Terkait penyetopan pelayanan pendidikan di Unras ini pun tidak dibantah oleh Wakil Rektor III Unras Amri Jumanto, yang mengaku. Pihaknya sengaj tidak secara langsung mengeluarkan mahasiswa Unras alias Droup Out (DO) seperti yang disampaikan sebelumnya. Namun melainkan, pihaknya sudah menghentikan semua fasilitas pelayanan pendidikan ke 90 mahasiswa penerima beasiswa tersebut sementara, untuk mendapatkan pendidikan di Unras. Penghentian pelayanan pendidikan tersebut dijelaskan lebih jauh oleh Amri, meliputi KRS, Lanjutan mata kuliah kedepan untuk ajaran baru, kemudian belum didaptkannya nilai, dan banyak lagi lainnya.
” Benar kami memang belum secara tegas men DO mahasiswa, namun untuk saat ini menunggu perintah selanjutnya dari pak Rektor, mahasiswa dihentikan sementara mendapatkan pelayanan pendidikan di Unras khusus bagi mahasiswa penerima beasiswa,” ujar Amri.
Disisi lain, Rektor Unras, Dr. Ir. Imron Rosyadi, MM, M.Si ketika dikonfirmasi tidak menampik telah menghentikan sementara pelayanan pendidikan terhadap 90 mahasiswa penerima beasiswa. Diakuinya, ia melakukan itu karena tidak ingin mahasiswa tersebut kehilangan hak pendidikannya hanya karena ulah dari pemerintah yang tidak bertanggungjawab. Ia menyebutkan, akan memastikan 90 mahasiswa penerima beasiswa dari Pemkab yang menunggak pembayaran SPP tahun 2017 lalu, tidak akan dikeluarkan dari universitas atau droup out. Disampaikan Imron, pihaknya sebisa mungkin akan membuat mahasiswa-mahasiswa tersebut tetap kuliah.
” Saya pastinya merasa berdosa, kalau sampai mereka berhenti dan tidak mendaptkan hak pendidikannya karena kesalahan yang bukan mereka (Mahasiswa,red) buat. Kita akan mengupayakan agar orangtuanya bisa bayar. Tapi kalau memang tidak bisa, kami akan sebisa mungkin akan menanggulangi dari universitas, denga jalan mencari uang untuk mereka agar bisa menyelesaikan kuliahnya. Jadi, agar hak pendidikan mahasiswa ini tidak lagi menjadi masalah, saya mengharapkan agar pemerintah jangan ribut-ribut lagi soal Unras,” tegasnya.
Lebih jauh Imron menegaskan, saat ini pihaknya dari universitas tidak akan lagi berharap bantuan beasiswa dari Pemkab. Karena, lebih baik pemerintah tidak menganggarkan dari pada nanti jadi masalah lagi dan mahasiswa yang terseret lagi. Kalaupun tetap dianggarkan dan dicairkan, pihaknya tidak akan semudah itu menerimanya, menurutnya itu harus melalui kajian ulang agar jangan sampai di kemudian hari, beasiswa kembali jadi masalah.
” Sekarang kalau memang mau diberikan, kepada yayasan mana? Kalau ke Yayasan Ratu Samban Arga Makmur (YRSA) dasar hukumnya apa? Terus kalau dikucurkan ke Yayasan Ratu Samban (YRS), kenapa dulu diberikan kepada YRSA? kami tidak akan mudah menerimanya, demi mahasiswa,” tandasnya.
Laporan : Effendi
Baca juga :
https://rubriknews.com/perjuangkan-nasib-pendidikan-mahasiswa-unras-datangi-bpk-ri/
https://rubriknews.com/peran-dewas-yayasan-dipertanyakan-atas-polemik-beasiswa-unras-ini/
https://rubriknews.com/kilas-balik-kisruh-unras-siapa-dan-apa-modus-aktor-dibalik-polemik-1/
https://rubriknews.com/berharap-direspon-bupati-besok-90-mahasiswa-unras-niat-lakukan-demo/
https://rubriknews.com/unras-dimasuki-kepentingan-ego-dan-politik-kelompok-begini-kata-alumni/